Ceritanya sendiri memang seolah fiksi yang bercampur mitos, mengapa dikatakan demikian, pertama karena memang tidak ada bukti peninggalan sejarah yang dapat dipertanggung jawabkan. Tidak seperti Bogor yang memiliki bukti sejarah seperti Batu Tulis, Kemudian ciaruten dan masih banyak bukti lain yang mengidentifikasi bahwa Bogor memiliki bukti sejarah. Namun itu tidak membuat Citeureup kehilangan sejarahnya, cerita turun temurun dari para orang tua, sampai bukti dengan adanya Makam Keramat Pangeran Sake seolah menunjukan bahwa Citeureup memiliki Historical Background yang cukup dalam.
Citeureup adalah rumah bagi berjuta insan yang pernah tinggal di daerah ini,daerah yang didongengkan orangtua dahulu sebagai tempat “pikabetaheun”, seolah kaum urban yang datang ke wilayah ini enggan meninggalkan tempat ini karena betahnya, iklim nya yang tropis, memayungi setiap penghuninya. airnya yang jernih seolah tak puas buat direguk.
Citeureup juga adalah dapur, bagi setiap kita yang mencari nafkah disini, mengenyangkan berjuta perut, menghilangkan lapar dan dahaga berjuta kepala keluarga. ratusan Pabrik yang tersebar, berjuta industry kecil tumbuh subur bak jamur di musim hujan. Tempat ini seolah plasenta yang dihisap terus tanpa pernah habis, berjuta embrio lahir, tumbuh dan berkembang,
Mari jadikan Rumah yang tinggali bersama ini, sedikit lebih baik…..
Tidak ada komentar:
Posting Komentar